Kamis, Desember 12, 2024
ARTIKEL & ESAISejarah Tari & TeaterTeater

MANA SOLIDARITAS SENIMAN TEATER UNTUK GAZA?

Tentara Israel menyerbu gedung pertunjukan Freedom Theatre, menembaki dindingnya, merusak fasilitas di dalamnya dan menangkap beberapa stafnya1

Peristiwa yang terjadi pada tanggal 13 Desember 2023 ini sepertinya jauh dari telinga seniman teater Indonesia.

Memang telah banyak usaha untuk mengutuk penyerangan pasukan Israel pada wilayah Gaza, Palestina. Gerakan ini menjadi suara nasional dan terus digaungkan melalui postingan-postingan di media sosial. Berbagai boykot juga telah dilakukan pada beberapa produk yang mendukung invasi Israel ke Gaza.

Peristiwa penyerangan gedung teater dan penyekapan beberapa seniman di dalamnya adalah peristiwa penting bagi dunia teater. Merespons pelanggaran kemanusiaan ini bahkan mendorong berbagai seniman Inggris membuat petisi terbuka untuk segera melepaskan para tahanan. Hingga 19 Desember, petisi telah ditandatangani oleh Caryl Churchill, Vicky Featherstone, Dominic Cooke, Maxine Peake dan 1.000 orang lainnya yang mendorong dilepaskannya Mustafa Sheta dan Jamal Abu Joas2. Sebagai tambahan, bahwa telah terbunuh lebih dari 28 seniman dan penulis Gaza sejak serangan 7 Oktober.

Apa sih pentingnya Freedom Theatre?

Freedom Theatre terletak di kamp Jenin di Tepi Barat Gaza. Sebelum bernama Freedom Theatre, kelompok ini bernama Stone Theatre, yang didirikan pada tahun 1987 setelah Intifada pertama, oleh Arna Mer-Khamis, seorang aktivis Israel yang meninggal pada tahun 1995. Mer-Khamis menjadi pendukung hak asasi manusia seumur hidup warga Palestina, khususnya anak-anak. Ia berharap dapat memberikan anak-anak ruang untuk penyembuhan dan memberdayakan perempuan melalui teater dan seni.

Gedung Teater Freedom | MANA SOLIDARITAS SENIMAN TEATER UNTUK GAZA?
Kondisi bagian luar gedung The Freedom Theatre. Sumber: Middle East Institute3

Bangunan pertama yang menjadi tempat teater dihancurkan pada tahun 2002 oleh pasukan Israel selama Intifada kedua. Pada tahun 2006, Juliano Mer-Khamis, putra Arna membuka kembali teater tersebut di lokasi baru di Jenin, yang juga berfungsi sebagai pusat komunitas. Sejak berdiri, Freedom Theatre berfokus pada upaya mengatasi trauma akibat serangan Israel yang terjadi selama bertahun-tahun. Anak-anak yang lahir dan dibesarkan di tengah kecamuk perang cenderung memiliki kebiasaan yang keras. Hal inilah yang ingin dihilangkan dengan Freedom Theatre. Pendirinya berusaha menawarkan aktivitas seni dan budaya sebagai sarana meredam ketakutan dan kemarahan anak-anak.

BACA JUGA:  Apa Kau Percaya Kesakitan Ini Bisa Dibagi dan Disembuhkan Bersama Jalan Memutari Diri? | Catatan dari Kelas Kala Teater

Mungkin hal semacam ini sering kita temukan di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Tapi apakah anda bisa bayangkan betapa pentingnya fungsi Freedom Theater ini di tengah kecamuk perang? Mungkin saja kita lebih memilih mengungsi dan menyelamatkan diri sendiri bila ada di posisi mereka.

Apa yang dilakukan seniman teater sebagai bentuk solidaritas?

Selain yang dilakukan oleh Caryl Churchill dan kawan-kawan di Inggris, terdapat gerakan lain yang perlu dicatat sebagai bentuk dukungan pada seniman teater Palestina. Pada tanggal 20-21 Januari 2024 akan diadakan The Gaza Monologues yang diselenggarakan di Valletta, ibu kota Malta, sebuah negara kecil di Laut Tengah. Acara yang telah digelar secara rutin sejak 2010 ini akan menghadirkan aktor dari 80 kota asal 40 negara.5

gaza monolog | MANA SOLIDARITAS SENIMAN TEATER UNTUK GAZA?

Seluruh donasi pada acara ini akan diberikan pada Al-Harah Theatre yang berfokus pada penyelesaian krisis dan kekerasan pada masyarakat Palestina. Marina Braham, the General Director of Al-Harah Theatre menyatakan bahwa, “Kita percaya bahwa teater mampu mengubah kehidupan orang yang menggarap dan menontonnya. Kita ingin menolong anak-anak dari trauma yang diakibatkan oleh perang.“

Pertunjukan The Runner dibatalkan setelah terdapat protes keras karena pertunjukan ini berlatar Israel. Pertunjukan yang harusnya digelar di Victoria’s Belfry Theatre ini disutradarai dan dimainkan oleh Christopher Morris, aktor dan penulis asal Kanada. The Runner diceritakan dari sudut pandang seorang sukarelawan tanggap darurat Israel yang dikucilkan karena menyelamatkan nyawa seorang wanita Palestina yang dituduh membunuh seorang tentara Israel. Kisah ini dibatalkan karena dianggap akan mencederai komunitas yang terkait.6

The Carthage Theater Days digelar dengan keprihatinan yang sama. Festival tahunan yang telah digelar sejak 1983 di Tunisia ini mengusung tema “With theater, we live; with art, we resist.” Acara yang digelar pada 2-10 Desember 2023 dan melibatkan 60 karya dari 28 negara ini mengangkat isu genosida di Gaza. Teater dianggap memiliki kekuatan yang luar biasa dalam melawan senjata pemusnah masal yang digunakan oleh Zionis di Gaza. Hal ini karena sebuah produksi teater mampu mengubah ide, pikiran dan perilaku.7

BACA JUGA:  Demokrasi Tubuh Tari: Dari Veil sampai IDF 2018
Bagaimana dengan seniman teater Indonesia?

Inilah persoalannya. Berdasarkan pemantauan sekilas di media sosial dan media komunikasi Whatsapp, tidak ditemukan Gerakan terorganisir yang merespons peristiwa ini. Upaya protes pada Israel secara umum hanya disampaikan secara sporadis, tanpa gaung. Tidak ada organisasi yang secara khusus melakukan gerakan protes melalui kesenian teater. Yang ada hanya aksi-aksi jalanan yang dilakukan oleh masyarakat umum.

Apakah tidak lagi penting, bahwa saudara kita, sesama seniman teater di Gaza yang diculik? Media sosial hanya menunjukkan kelompok teater yang asyik sendiri dengan isu yang mereka anggap penting. Bahkan masih sangat banyak kelompok teater yang terus mementaskan naskah yang ditulis pertengahan abad yang lalu. Penderitaan saudara kita di Gaza sepertinya hanya dianggap kisah fiksi sebagaimana film-film perang Hollywood.

Mungkin Gaza terlampaui jauh dan sulit dirasakan, bahkan peristiwa peningkatan kerumitan dalam produksi Musuh Bebuyutan oleh Indonesia Kita tidak membuat kita saling dukung. Pertunjukan yang diharuskan membuat surat pernyataan ini direspons secara negatif oleh beberapa seniman teater. Hal ini tentu saja mudah sekali dibaca sebagai respons dan hanyutnya seniman teater pada peristiwa Pilpres yang akan digelar tahun 2024. Respon negatif ini muncul di beberapa group Whatsapp seniman teater nasional.

Lalu berharap punya solidaritas pada saudara kita seniman teater di Gaza? Sulit.

Ekwan Wiratno.

Rujukan

  1. Katherine Hearst. 2023. War on Gaza: Palestinian drama teacher killed amid ‘deadliest’ assault on refugee camp. https://www.middleeasteye.net/news/war-gaza-palestinian-drama-teacher-killed-israeli-assault-refugee-camp ↩︎
  2. Lanre Bakare and Nadia Khomami. 2023. Leading lights of UK stage call for Israeli release of Palestinian theatre group. https://www.theguardian.com/world/2023/dec/19/leading-lights-of-uk-stage-call-for-israeli-release-of-palestinian-theatre-group ↩︎
  3. https://www.mei.edu/publications/jenins-freedom-theatre-rises-ashes-once-again ↩︎
  4. https://www.aljazeera.com/features/2023/12/20/no-safe-place-jenins-freedom-theatre-raided-daubed-with-star-of-david ↩︎
  5. Giulia Magri. 2024. Maltese theatre project to raise funds for Palestinian children. https://timesofmalta.com/articles/view/maltese-theatre-project-raise-funds-palestinian-children.1076811 ↩︎
  6. Roxanne Egan-Elliott. 2024. Vancouver festival cancels Israel-set play pulled by Belfry Theatre. https://www.timescolonist.com/local-news/vancouver-festival-cancels-israel-set-play-pulled-by-belfry-theatre-8098753 ↩︎
  7. AA. 2023. Theater festival addresses humanitarian crisis in Gaza. https://www.trtworld.com/arts-and-culture/theater-festival-addresses-humanitarian-crisis-in-gaza-16274673 ↩︎
BACA JUGA:  Hari Teater Dunia dan Lubang Kuburnya

Saweria 1 | MANA SOLIDARITAS SENIMAN TEATER UNTUK GAZA?

Dukung keberlangsungan gelaran.id dengan memberikan saweran/donasi sukarela Anda.

Scan QR Code di samping atau klik tautan berikut :

https://saweria.co/Adisukmainisiatif

Ekwan Wiratno

Ekwan Wiratno

Ekwan Wiratno adalah Dosen Universitas Brawijaya, Malang yang juga merupakan kritikus teater, penulis naskah, dan sutradara. Selain sebagai kritikus, penulis merupakan pendiri Malang Study-Club for Theatre (MASTER) (IG: master.malang) yang berfokus pada upaya literasi dan pengembangan keilmuan teater secara umum. Kini tinggal di Malang dan membuka peluang komunikasi melalui account Instagram @ekwan_wiratno.