Merasakan Ombak Emosi dari Manah: Catatan atas Eksperimentasi Tari “Manah” — Bimo Wiwohatmo
[Ficky Tri Sanjaya]. Kursi penonton dalam ruangan tersebut tidak seluruhnya penuh, namun memang tampak lumayan banyak yang hadir, baik tua
Read More[Ficky Tri Sanjaya]. Kursi penonton dalam ruangan tersebut tidak seluruhnya penuh, namun memang tampak lumayan banyak yang hadir, baik tua
Read More[Lysandra Zulfa Anindita]. Ketika sinar matahari begitu menyengat di langit Surakarta, kegelapan justru melanda Gedung Teater Besar ISI Surakarta. Suara
Read More[Rahmat Suryo Samudro]. 21 Agustus 2022, Paradance Festival kembali hadir secara luring di Balai Budaya Minomartani. Acara ini merupakan Ferstival
Read More[Michael HB Raditya]. Seorang penari menatap nanar ke arah penonton sambil membopong seonggok tubuh terbungkus sarung. Satu persatu organ tubuh
Read More[Michael HB Raditya]. Hanya butuh seorang saja untuk membuat penonton “gusar” selama pertunjukan. Padahal ia tidak banyak memamerkan vokabulari tubuh,
Read Moreoleh: Renee Sari Wulan. Ke mana tubuhmu? Pertanyaan ini adalah pemicu kegelisahan Wawa Saptarini, penari-koreografer-pelaku tari komersial, ketika ia berjumpa
Read MoreOleh : Michael HB Raditya. Enam penari tersebar di atas panggung. Mereka menggunakan pakaian dengan warna cerah yang berlainan satu
Read MoreOleh: M. Dinu Imansyah. Pertunjukan teater-tari “Veil” dari Aya Danstheater (Amsterdam) sejalan dengan tema perhelatan Indonesian Dance Festival 2018: Demokrasi
Read MoreOleh: Galih Prakasiwi Seorang wanita berbaju coklat muda bediri di tengah area pementasan. Sorot lampu kuning terfokus pada dirinya. Rambut
Read Moreoleh : Dinu Imansyah* Detak metronome yang lirih berusaha menyesaki ruang Balai Budaya Minomartani yang malam itu dijejali ratusan penonton.
Read Moreoleh : M Dinu Imansyah Sebaris lampu sorot dari sisi kiri atas panggung memapar lantai sisi kanan panggung sehingga membentuk
Read More