The Philosophical Enactment 1&2: Membongkar Tubuh, Mendudukkan Wacana dan Gerak
[Michael HB Raditya]. Hanya butuh seorang saja untuk membuat penonton “gusar” selama pertunjukan. Padahal ia tidak banyak memamerkan vokabulari tubuh,
Baca Selengkapnya[Michael HB Raditya]. Hanya butuh seorang saja untuk membuat penonton “gusar” selama pertunjukan. Padahal ia tidak banyak memamerkan vokabulari tubuh,
Baca Selengkapnyaoleh: Renee Sari Wulan. Ke mana tubuhmu? Pertanyaan ini adalah pemicu kegelisahan Wawa Saptarini, penari-koreografer-pelaku tari komersial, ketika ia berjumpa
Baca SelengkapnyaOleh : Michael HB Raditya. Enam penari tersebar di atas panggung. Mereka menggunakan pakaian dengan warna cerah yang berlainan satu
Baca SelengkapnyaOleh: M. Dinu Imansyah. Pertunjukan teater-tari “Veil” dari Aya Danstheater (Amsterdam) sejalan dengan tema perhelatan Indonesian Dance Festival 2018: Demokrasi
Baca SelengkapnyaOleh: Galih Prakasiwi Seorang wanita berbaju coklat muda bediri di tengah area pementasan. Sorot lampu kuning terfokus pada dirinya. Rambut
Baca Selengkapnyaoleh : Dinu Imansyah* Detak metronome yang lirih berusaha menyesaki ruang Balai Budaya Minomartani yang malam itu dijejali ratusan penonton.
Baca Selengkapnyaoleh : M Dinu Imansyah Sebaris lampu sorot dari sisi kiri atas panggung memapar lantai sisi kanan panggung sehingga membentuk
Baca Selengkapnya