Rabu, Januari 22, 2025
BERITAPertunjukan Musik

Ungkapkan Resah Melalui Bebunyian : Kata Bunyi Forum 2024

Liar, gelisah, hampa, capek, resah!

Diksi-diksi tersebut dilontarkan oleh sekelompok orang secara bersahut sahutan di atas panggung pertunjukan. Tatapan kosong, langkah mondar mandir, dan berpapasan. Ibarat pikiran manusia, bentuk interpretasi tersebut menggambarkan pikiran yang sedang kalut. Kostum berwarna gelap, cahaya panggung remang-remang, serta sentuhan artistik yang ikonik dari bambu menumbuhkan suasana mencekam. Suara hentakan bunyi gender sebagai salah satu instrumen dalam gamelan jawa mengejutkan panggung megah itu, namun tetap diikuti oleh diksi-diksi yang menggaung. Satu-persatu personil menghampiri instrumennya secara bergantian. Tempo perkusi dan gendher jawa mulai menggebu-gebu hingga memanaskan panggung pertunjukan malam itu. Terlihat seorang lelaki mengeluarkan kemeja rapi berasal dari dalam tas yang dibawanya. Kancing-kancing dari kemeja itu dibukanya satu persatu dengan bahasa tubuh yang tampak kebingungan.

image0 | Ungkapkan Resah Melalui Bebunyian : Kata Bunyi Forum 2024
Foto oleh : Kevin Bima Yuda Kusuma Putra

Namun, sayangnya kemeja yang sudah terbuka kancingnya itu tidak jadi dikenakan. Pertanyaan mulai muncul di dalam kepala, sebetulnnya apa yang ingin mereka ungkapkan?.  Tidak lama suasana di atas panggung mendingin, lalu diselimuti oleh bunyi petikan gitar dan saluang yang  lembut. Suara vokal mendayu lirih dengan lirik yang tidak lepas dari sebuah diksi. Suara perkusi dan gender jawamulai kembali menggebu kencang. Panggung mulai kembali memanas seperti  sebuah perasaan yang sulit dikendalikan. Memuncak! seluruh alat musik dibunyikan seirama dengan dinamika progresif, seolah pikiran manusia yang keos. Setelah melalui dinamika yang progresif terjadi, para perosnil mulai meninggalkan panggung satu persatu. Seakan bermain bersama perasaan resah tidak pernah betul-betul selesai. Komposisi musik yang dimainkan dengan durasi kurang lebih 13 menit ini seperti menyampaikan sebuah pesan di bagian ending. Bahwa resah akan selalu melekat mengikuti hidup seseorang sekalipun seseorang tersebut berusaha untuk menghindarinya.

BACA JUGA:  Simfoni Lintas Komponis: Memetakan Bunyi, Menarikan Suara

Main resah yuk!, adalah judul komposisi pertama yang menjadi suguhan oleh kelompok peserta panggung Kata Bunyi Forum 2024. Sajian ini ditampilkan di gedung Teater Besar Institut Seni Indonesia Surakarta, pada Sabtu malam tanggal 7 Desember 2024. Judul komposisi yang beranggotakan lima orang ini bernama Fusi. Sesuai namanya, dalam KBBI fusi memiliki arti penggabungan yang melebur. Menurut tafsiran penulis, nama kelompok dengan judul komposisi mereka memiliki kaitan bahwa perasaan resah yang masing-masing mereka rasakan mampu melebur melalui sebuah bunyi. Adapun instrumen musik yang mereka gunakan meliputi gender slendro dan pelog nem, perkusi, squencer musik, saluang paunah dan darek, ditambah sentuhan gitar akustik. Instrumen musik tersebut menjadi mulut mereka untuk menyampaikan resah dalam bentuk bebunyian. Muak, jengkel, kegeraman, kesuntukan, yang mereka jumpai dalam hidup mereka, berhasil mereka kemas melalui balutan ritmis, dinamika, ekspresi, bahasa tubuh. Meskipun beberapa alat musik tersebut memiliki klasifikasi sumber bunyi yang berbeda, tetapi mampu dipadukan dengan harmonis. Konsep keleluasaan di atas panggung tersebut, mereka dapatkan melalui sebuah forum bernama kata bunyi.

WhatsApp Image 2024 12 11 at 17.35.25 1 | Ungkapkan Resah Melalui Bebunyian : Kata Bunyi Forum 2024

Kata Bunyi Forum yang terselenggara tahun 2024 ini mengusung tema, “Membaca Visi Artistik Musik Populer di Tengah Budaya Kontemporer”  Hal ini menjadi angin segar bagi kalangan musisi komposer yang berdiri di negeri yang kuat akan tradisi. Melalui konsep dramaturgi, panggung mulai menjadi tempat yang luwes dalam mengungkapkan hal-hal jujur dan melepaskan kekang-kekangan tertentu dalam bermusik. Dilansir dari sesi dramaturgi oleh Melati Suryodarmo, dramaturgi memiliki arti bagaimana musik mampu berdialog dengan tubuh. Konsep ini masih begitu awam dan menjadi hal baru bagi sebagian komposer. Konsep dramaturgi tersebut kemudian  diaplikasikan oleh kelompok fusi dalam memproduksi komposisi musik dengan baik. [Rachel Sukma Haristana].

BACA JUGA:  Bunyi dari Benda Domestik: Kekeosan dan Harmonisasi : Catatan atas Pertunjukan “Miss-Uo”- Bupala

Rachel Sukma Haristana
Latest posts by Rachel Sukma Haristana (see all)

Rachel Sukma Haristana

Alumni Etnomusikologi ISI Surakarta namun menggemari menulis dan jurnalistik. Saat ini tinggal di Wonogiri, Jawa Tengah.