Selasa, Juni 24, 2025
BERITA & FEATURE

Mengenang 170 Tahun Sejarah Pers Indonesia melalui Sastra Panggung: Dua Pertunjukan dalam Satu Malam di Mas Don Art Center

SIARAN PERS

Mengenang 170 Tahun Sejarah Pers Indonesia melalui Sastra Panggung: Dua Pertunjukan dalam Satu Malam di Mas Don Art Center.

Dalam rangka memperingati 170 tahun perjalanan pers Indonesia, Mas Don Art Center Kembali dengan program Sastra Panggung, menampilkan dua karya yang dirancang dengan bahasa artistik yang terbuka, tajam, dan komunikatif, sehingga dapat dinikmati oleh penonton dari berbagai latar: seniman, jurnalis, pelajar, aktivis, pengamat sosial, hingga masyarakat umum yang ingin menyaksikan seni yang berbicara tentang kenyataan.

Dua pertunjukan dalam satu malam masing-masing berjudul “Sang Penggali Timah” dan “Pers di Zaman Edan 1855”. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi bentuk perayaan atas sejarah media di Indonesia, tetapi juga sebuah ajakan untuk merenungkan relasi antara kebenaran, kekuasaan, dan kesadaran kolektif bangsa hari ini.

Pertunjukan pertama bertajuk “Sang Penggali Timah” adalah adaptasi dari naskah legendaris tahun 1950-an berjudul Penggali Intan karya Kirdjomuljo. Di tangan Sutradara sekaligus aktor Hanindawan, kisah Penggali Intan bertransformasi menjadi narasi yang menggali luka ekologis di Pulau Bangka, tanah yang dikenal sebagai salah satu penghasil timah terbesar di dunia.

Melalui kisah cinta tragis yang menjadi bingkai cerita, pertunjukan ini mengungkap ambisi manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam secara membabi buta, serta konsekuensi sosial dan ekologis yang ditinggalkannya. Bangka menjadi metafora atas banyak wilayah lain di Indonesia yang terjebak dalam siklus perusakan lingkungan demi kepentingan. Dengan sentuhan dramaturg Sardono W. Kusuma, Sang Penggali Timah akan dipertunjukkan dalam pendekatan teater naratif dan visual yang puitis. Ada pun susunan pemain yang terlibat  adalah, Galuh Sari dan Darsono Djarot sebagai aktor, Sinta Dewi dan Galih Hady sebagai performer, serta Rahmad Poetra dan Vicky Saputra sebagai Installation Artist.

BACA JUGA:  Proyek Kota dalam Teater 2025 Kala Teater

Pertunjukan kedua bertajuk “Pers di Zaman Edan 1855” adalah sebuah karya monumental yang melibatkan tiga tokoh penting dalam dunia seni pertunjukan Indonesia: Sardono W. Kusumo, maestro tari dan teater yang telah mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia, komposer Otto Sidharta dan Danang Pamungkas.

Karya ini mengalir dari musik klasik orchestra dan berpijak pada sejarah media Indonesia: dari kemunculan Harian Bromartani di Surakarta tahun 1855 hingga harian pers lainnya di hari ini sebagai simbol pers independen di abad ke-21.

Pertunjukan ini bukan sekadar dokumentasi sejarah, melainkan upaya menggali kembali semangat kritis dan keberanian intelektual dalam menghadapi zaman edan—istilah yang dipopulerkan oleh pujangga besar Ronggowarsito.

Dikutip dari sejarawan Denys Lombard (2005) Surat kabar pertama berbahasa Jawa dicetak di Jawa Tengah, menggunakan aksara tradisional (Bromartani dan Djoeroe Martani, mulai terbit di Surakarta masing-masing pada tahun 1855 dan 1864).

Catatan sejarah ini menjadi peristiwa pers dari masa Ronggowarsito, masa Orde Baru, hingga hari ini. Melalui teks-teks sejarah, fragmen dan pengalaman kolektif media yang ditekan, dikontrol, bahkan dibungkam, karya ini membangkitkan kembali ketegangan antara suara nurani dan kuasa yang menindasnya. Ketika kebohongan dirayakan secara terang-terangan dan kebenaran dibelokkan, karya ini mengajak kita mengingat kembali pesan abadi dari Serat Kalatidha:

Dan keadaan negara rusak parah lahir batin, sulit diungkapkan kata. Teladan tiada lagi, nurani sudah pergi. Cendekiawan membisu dicekam Kalatidha. Rakyat resah dalam sunyi, negara melemah dijerat masalah. (Serat Kalatidha-sinom).

Kedua pertunjukan ini disatukan dalam satu malam sebagai bentuk meditasi kolektif atas zaman yang terus bergerak—zaman yang seringkali tampak absurd dan kehilangan arah.

Informasi Sastra Panggung:

  • Tempat: Jl. Empu Gandring. No. 40. Kemlayan, Serengan Solo. (Maps: Mas Don Art Center)
  • Tanggal Pertunjukan: 24 & 25 Mei 2025
  • Reservasi Tiket Online: http:/bit.ly/sastrapanggung2025
  • Tiket Offline: Slari Coffee, Kusuma Sari Restaurant, dan Misoa Slo
  • Kontak Informasi: @masdon_artcenter 085117305406
BACA JUGA:  Jarak Sebagai Medium dalam "Cerita Anak" Pappermoon - Polygot