Garasi Performance Institute Siapkan Festival Pertunjukan di Akhir Juli
[Siaran Pers]
FESTIVAL PERTUNJUKAN GARASI PERFORMANCE INSTITUT : Merayakan praktik pertunjukan dari antarragam lokasi budaya di Indonesia
25-31 Juli 2025 – Yogyakarta, Indonesia

Festival Pertunjukan Belum-Sudah / Not-Yet Performance Festival (FPB-S/N-YPF) akan digelar pada 25–31 Juli 2025 di berbagai ruang di Yogyakarta. Diselenggarakan oleh Garasi Performance Institute (GPI), festival ini merupakan bagian dari komitmen GPI untuk membuka ruang pertukaran gagasan dan praktik pertunjukan yang berpijak pada konteks sosial-budaya Indonesia serta dinamika wilayah Selatan Dunia. “Gelagat Liar” barangkali adalah upaya membaca, meraba, melihat, menandai dengan cermat ragam gestur (dekolonial) yang muncul–terutama di ranah pertunjukan. Pertanyaannya kemudian, gelagat liar macam apa yang terpantul dan coba dipantulkan melalui festival ini?
Setelah hampir satu dekade membangun percakapan dan praktik lintas lokasi dengan pertemuan, pertukaran dan kerja bersama sejak 2017, menegaskan formasinya sebagai institusi yang berakar pada kerja antarragam lokasi budaya. Selama perjalanan tersebut, GPI telah menyelenggarakan berbagai program seperti Cabaret Chairil, Majelis Dramaturgi, dan Openlab, yang menjadi laboratorium bersama untuk mengembangkan praktik seni pertunjukan dan memperkuat jaringan yang kini telah mengambil bentuk lebih mapan sejak awal 2025. Kini GPI menjadi simpul dan hub bagi jaringan seniman individu dan kolektif dari berbagai kota, seperti Sumenep, Sampang, Denpasar, Maumere, Makassar, Berau, Bandung, Solo, Yogyakarta, dan Jakarta. Tahun ini, GPI meluncurkan Studio Raga, Studio Kata dan Program Festival: Festival Pertunjukan Belum-Sudah/ Not-Yet Performance Festival yang dirancang sebagai manifesto terbuka sekaligus etalase kolektif dari praktik seni pertunjukan yang telah dikembangkan selama ini.
Ko-direktur artistik Garasi Performance Institute, Eka Putra Nggalu menyatakan, “Belum-Sudah adalah pernyataan kesetiaan untuk menekuni ragam jejalar pikiran dan tindakan-perbatasan ( ) yang kritis, dialektis, dan reparatif pada hari ini.”
FPB-S/N-YPF menjadi penanda penting dalam perjalanan GPI. Lebih dari sekadar perhelatan, festival ini adalah forum dan ruang temu di mana gagasan, tubuh, dan konteks sosial yang beragam saling terhubung dan diuji bersama. Dengan tema “Gelagat Liar,” festival ini menghadirkan sembilan pertunjukan dari para seniman dan kolektif yang datang dari berbagai latar. Di antaranya: Aliansyah Caniago (Banda Aceh), Ishvara Devati dan Josh Marcy (Jakarta), Lembana Artgoecosystem (Madura), Rachmat Mustamin & Studio Patodongi (Makassar), Puri Senja (Surabaya), Enji Sekar, Putu Alit Panca & Taman Kata-kata, serta Studio Malya, Reza Kutjh, dan Rifki Akbar Pratama (Yogyakarta).
Festival ini juga mencakup 10 simposium yang dirancang sebagai kelanjutan dari kerja artistik untuk membuka dunia alternatif yang ditawarkan oleh pertunjukan melalui dua cara kerja: berpikir bersama pertunjukan dan pembacaan reparatif.
Sejalan dengan hal tersebut, tim kurator FPB-S/ N-YPF, Mega Nur dan Taufik Darwis menyampaikan, “Festival ini lebih membangun situasi untuk berproses dan bersama-sama bertumbuh; untuk terus mencari potensi dan kemungkinan, yang mungkin tak selesai, tapi terasa dan berharga.”
GPI mengundang publik untuk menyaksikan dan merasakan langsung bagaimana pertunjukan menjadi medan sosial yang hidup, menyilangkan lokasi, sejarah, dan cara pandang.
Festival ini didanai oleh Dana Indonesiana dan LDPP
Informasi lengkap perihal festival akan tersedia di kanal instagram @garasiperformanceinstitute.
Informasi lebih lanjut tentang seluruh rangkaian program dan jadwal akan diumumkan melalui rilis berikutnya. Sila hubungi nomor berikut untuk kebutuhan rilis/interview terkait festival +62 857-2580-9139 (Uniph – Relasi Media)