
Sejak awal 2017 lalu, Ayu Permata Dance Company (APDC) tengah sibuk bersiap dan latihan intens untuk produksi Kami Bu-Ta. Ketertarikan koreografer sekaligus founder APDC, Ayu Permata Sari, soal isu kekerasan seksual menjadi pemicu awal dari produksi ini. Hingga release pertunjukan diunggah RUUKS (Rancangan Undang-Undang Kekerasan Seksual) masih belum disahkan, sedang angka tertinggi sepangang 5 tahun terakhir adalah 6500 kasus setahun (data Komnas Perempuan). Belum termasuk kasus-kasus yang tidak dilaporkan.
Data awal di atas kemudian dikembangkan APDC ke riset berikutnya. Ayu dan tim mencoba mendatangkan survivor kekerasan seksual yang kemudian melakukan presentasi secara detail. Dimulai dari dasar perspektif gender, jenis-jenis kekerasan seksual, sampai pada dampak yang kemudian dialami korban baik secara fisik maupun psikis.
Semua itu kemudian menjadi bahan kerja Ayu Permatasari untuk menyusun sebuah karya pertunjukan tari berjudul Kami Bu-Ta. Pertunjukan akan digelar 7 dan 8 Oktober 2017 di Pendhapa Ajiyasa kompleks Jogja National Museum.
- JAGAD JAWA: A REPERTOIRE OF ANTER ASMOROTEDJO - 8 Desember 2022
- PESTA BONEKA #8 DAN INGATAN-INGATAN ATAS PERJUMPAAN - 1 Oktober 2022
- Amanat Hari Tari Sedunia 2022 - 2 Mei 2022